RSS

Selasa, 15 September 2009

Salah satu kebudayan indonesia yang diakui malaysia



Akhir-akhir ini sangat gencar pemberitaan kontroversi mengenai tentang diakuinya Reog sebagai salah satu aset budaya Malaysia. Pihak Malaysia yang jelas-jelas menampilkan sebagian tarian Reog, berupa tarian Singa Barong dengan plat MALAYSIA di atas kepala Barong / dadak merak.

Banyak rakyatpun geram dan gencar memprotes dan menuntut pengembalian Reog dan atributnya sebagai asli milik bangsa Indonesia dan masyarakat Ponorogo khususnya. Malaysia boleh menampilkan Reog asal tidak boleh ada label Malaysia didalamnya.

Terlepas dari kontroversi diatas, aku mencoba mencari sisi positifnya dari peristiwa tersebut. Yakni :

1. Peristiwa tersebut kembali menyentakkan Pemerintah dan Rakyat Indonesia untuk serius melindungi aset-aset budayanya.

2. Rakyat dan pemerintah harus mau bekerja sama untuk mengupayakan melindungi kekayaan Seni Budaya yang tak ternilai.

3. Kontroversi Reog Malaysia menjadi momen untuk mengingatkan kita untuk lebih peduli akan budaya kita yang sudah lama kurang perhatian .

Kita sekarang mulai menggali, mengingat-ingat budaya kita sendiri-sendiri dari masing-masing suku dan sub suku. Bahwa kita punya kekayaan budaya yang patut dilindungi, kalau tak mau lagi diambil negara lain.

Jangan salahkan mereka mengambil jika kita tidak ikut peduli pada budaya kita.
Ramainya pemberitaan Reog, bisa menarik perhatian dunia tentang kekayaan budaya Indonesia. Masyarakat luar mulai tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang Reog. Semula mereka hanya sekilas tahu, maka sekarang mereka sibuk mencari berita tentang Reog tersebut.

Contohnya rekan mbak Ukirsari yang orang asing dan kebetulan mengambil study di Jatim, rela untuk menelusuri Reog langsung dari asalnya serta mengabadikan untuk disebar luaskan fotonya termasuk di wikimu ini.

Nah bukankah ini bisa menjadi promosi besar buat kesenian Reog itu sendiri.
Aku sendiri salut atas bersatunya kita dari segala lapisan untuk menuntut Malaysia mencabut pernyataannya tersebut. Apalagi lebih keras tuntuan dan teriakan kita, setelah diakusisisnya: Lagu rasa sayange, Batik, Gamelan sebagai aset-aset seni budaya mereka. Bahkan sampai terjadi serangan I.T, demo ribuan Warok di Kedubes Malaysia dan aksi lainnya.

Sayangnya kenapa kita bersatu kalau ada momen seperti ini. Coba diaplikasikan selalu untuk sama-sama berjuang membangun bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar